Selasa, 12 April 2011

Instalasi Virtual Machine

Dibawah ini merupakan langkah-langkah instalasi software virtual machine, software yang digunakan yaitu VirtualBox 4.0.4.

Instalasi Virtual Machine Langkah 1
Pertama kali setup dijalankan, akan muncul pesan bahwa pengguna akan menjalankan proses installasi VirtualBox. Click ‘next’ untuk melanjutkan proses instalasi.

Instalasi Virtual Machine Langkah 2
Disini pengguna dapat memilih komponen atau fitur apa saja yang ingin dipasang bersama VirtualBox mereka. Karena kita kemungkinan membutuhkan semua komponen, maka biarkan pilihan default. Jika dirasa lokasi install default kurang cocok, maka pengguna dapat menggantinya dengan click tombol ‘Browse’. Jika semua sudah yakin, dapat melanjutkan dengan menekan tombol ‘Next’.

Instalasi Virtual Machine Langkah 3
Pada proses selanjutnya, pengguna dapat memilih apakah menginginkan shortcut pada desktop dan quick launch bar-nya. Click ‘Next’ untuk melanjutkan.

Instalasi Virtual Machine Langkah 4
Akan muncul pesan peringatan bahwa proses install dapat memutuskan koneksi jaringan sementara. Jika sudah pasti untuk melanjutkan, Click ‘Yes’.

Instalasi Virtual Machine Langkah 5
Click ‘Install’ untuk melanjutkan.

Instalasi Virtual Machine Langkah 6
Tunggu beberapa saat, proses instalasi sedang berjalan.

Instalasi Virtual Machine Langkah 7
Jika pengguna menggunakan Windows XP, maka selama proses install berjalan akan diberi peringatan seperti di atas. Ini disebabkan software belum mendapatkan verifikasi kompatibilitas oleh Windows XP, pengguna dapat mengabaikannya dengan menekan tombol ‘Continue Anyway’.

Instalasi Virtual Machine Langkah 8
Jika semuanya berjalan dengan baik, maka pengguna akan mendapatkan pesan bahwa proses instalasi berhasil. Click ‘Finish’ untuk menjalankan VirtualBox.

Instalasi Virtual Machine Langkah 9
Selamat bermain-main dengan VirtualBox Smile

---

Mode Network di VirtualBox

Pada setting network adapter di VirtualBox terdapat beberapa mode, yaitu: NAT, Bridged Adapter, Internal Network, dan Host-only adapter. Apakah maksud dari semua itu?

1. Network Address Translation (NAT) adalah cara paling mudah untuk mengakses jaringan eksternal dari virtual machine. Virtual Machine dengan setting NAT bekerja hampir sama dengan sebuah komputer yang terhubung ke Internet melalui sebuah router. Router pada kasus ini, adalah VirtualBox networking engine, yang mengurusi lalu lintas data dari dan ke virtual machine secara transparan.

Kelemahan dari mode NAT ini, sama seperti jaringan private dibelakang router, virtual machine tidak terlihat dan tidak terjangkau dari internet luar; maka kita tidak dapat menjalankan sebuah sever dengan mode ini kecuali dengan metode port forwarding.

2. Bridged Adapter. Dengan Bridged networking, VirtualBox akan menggunakan sebuah device driver pada sistem host yang menfilter data dari network adapter fisik. Driver ini disebut ‘net filter’ driver. Ini mengizinkan VirtualBox untuk mengambil data dari jaringan fisik dan menyuntikan data kedalamnya, secara efektif membuat interface jaringan baru di dalam software. Jadi, host system melihat guest terhubung secara fisik ke interface – sehingga host dapat mengirim dan menerima data kepada guest melalui interface tersebut.

3. Internal Network. Internal Networking pada dasarnya hampir sama dengan bridged networking yang VM dapat berkomunikasi langsung dengan dunia luar, tetapi hanya terbatas pada VM lain yang berada pada host yang sama.

4. Host-only Adapter. Host-only networking dapat dikatakan gabungan dari mode bridged dan internal networking. Sama seperti bridged networking di Host-only VM dapat berkomunikasi dengan satu sama lain dan host sama seperti mereka terkoneksi pada switch ethernet fisik. Sama seperti internal-networking, sebuah interface network fisik tidak wajib ada, dan VM tidak dapat berkomunikasi ke luar host karena mereka tidak terkoneksi ke physical networking interface.

Jumat, 08 April 2011

Desire Come True

image

Android. Sebenarnya saya sudah melirik Android sejak saya masih muda Hot smile, yaitu ketika HTC Hero keluar di pasaran, dan pada saat yang sama serial TV Heroes lagi keren-kerennya. Agak ngga nyambung memang Smile with tongue out, tapi memang begitu adanya Winking smile. Tapi waktu itu hanya bisa menatap screenshot nya di internet dengan bermimpi menimang-nya, tapi apa boleh buat Hero tidak keluar di pasar Indonesia dan ada juga HTC Herobarang BM nya seharga 7juta rupiah. Label harga yang cukup fantastis bagi mahasiswa cupu pada saat itu. Karena mimpi tidak kesampaian, kerjaan saya, hanya membaca review gadget-gadget baru yang mengusung operating system open source ini, melihat perkembangannya, dan kadang-kadang membaca tutorial programmingnya.

Pada satu hari saya melihat di situs blog favorit saya, sebuah tutorial bagaimana menjalankan Android di Windows. Wah, kesempatan ini pikir saya. Tidak berapa lama kemudian emulator android beserta Android terbaru saat itu (2.1 Eclair) sudah terinstall di laptop saya. Tidak sabar rasanya menjalankannya, dan mencobanya. Tetapi booting yang cukup lama membuat saya mengira bahwa emulator ini crash dan saya terpaksa menyetop paksa emulasi dan mengulanginya kembali, sehingga perlu beberapa waktu untuk menyadari bahwa booting Android di emulator butuh kesabaran ekstra apalagi di mesin laptop yang sudah mulai senja.

Android Emulator Boot ScreenSetelah melewati booting screen, akhirnya saya masuk ke home screen. Dan rupanya kesabaran saya menunggu di boot screen bukan apa-apa, tetapi ada hal yang lebih menakutkan lagi. Emulasi terasa sangat lambat, lambat disini dapat dibayangkan jika menekan satu tombol maka perlu 10 detik untuk melihat respon apa yang akan dikeluarkan. Saya langsung menutup screen emulator tersebut, dan tidak pernah kembali menatap icon robot hijau lucu yang bertengger di ujung desktop saya.

Tapi seiring hari, mulai bermunculan handphone di kelas mid-end yang mengusung sistem operasi Android, saat ini yang sedang trend ada Samsung Ace, LG Optimus One, Samsung Galaxy Mini, dan Xperia X10. Cukup menggiurkan memang, ditambah handphone Nokia saya yang sudah uzur dan mati setiap ada panggilan masuk cukup memberikan alasan untuk migrasi secepatnya.

Sewaktu saya mencari informasi mengenai gadget yang cocok buat saya, saya menemukan Google App Inventor, baru melihat video perkenalan dan tutorialnya saja, saya langsung mendapat ide aplikasi menarik. Wah kalau drag and drop gini, saya bisa berkreasi sebebas mungkin. Tapi sayang aplikasi idaman saya ini membutuhkan GPS, jadi rasanya tidak mungkin menggunakan emulator. Jadi walaupun kemungkinan laptop saya yang sudah agak mendingan ini (baca post sebelumnya) sudah bisa menjalankan emulasi dengan mulus, tapi tidak bisa mencoba mengeksploitasi data GPS karena ketiadaan modul GPS. Disamping itu handphone mid-end yang disebutkan sebelumnya tidak dijamin oleh Google bakal compatible dengan Google App Inventor.

Berikut list handphone yang sudah di test dan bekerja

  • Google: Nexus One
  • Motorola: Droid, Droid X, Droid Incredible
  • T-Mobile: G1
  • HTC: Incredible, Hero, Desire, …

HTC DesireBermodalkan list tersebut, saya mulai hunting. Pilihan saya jatuh pada Nexus One dan secara natural ke Desire, karena Desire sebenarnya saudara dekat nexus one. Hardware Nexus One nyaris sama dengan desire, kecuali Desire memiliki tambahan RAM sebesar 64MB menjadi 576MB. Mulai lah saya dengan misi menawar harga semurah di setiap penjual yang menjual kedua jenis handphone tersebut di salah satu forum online jual-beli di Indonesia. Proses yang lama dan memakan waktu memang, tetapi akhirnya saya mendapatkan juga apa yang saya inginkan. HTC Desire dengan harga yang relatif murah dan bonus yang menarik. Karena keterbatasan dana, ya apa boleh buat ini pertama kalinya saya membeli barang elektronik bekas. Tapi alhamdulillah, masih lumayan mulus dan fungsi 100% berjalan sempurna. Dan menariknya belum pernah di root dan apalagi di flash dengan ROM yang aneh-aneh. Winking smile

imageLumayanlah buat ngoprek-ngoprek, kalo lagi stuck di skripsi. BTW dalam rangka akan ada proses ngoprek yang seru kedepannya dan akan menarik untuk ditulis disini maka dibuatlah kategori baru bernama ‘Android’.

That’s all. Let’s go tinkering! Devil

Senin, 04 April 2011

Just a simple restart

image

Update dari post sebelumnya, akhirnya saya bisa memberikan RAM >128MB kepada masing-masing VM saya. Cara menyembuhkannya? Hanya melakukan restart host machine Smile with tongue out.

Saatnya tidur Sleepy smile

Minggu, 03 April 2011

Virtual Machine membawa derita

Malam ini ngoprek Virtual Machine, tuntutan skripsi. Dan menghabiskan 4 jam hanya untuk melakukan configure agar dua VM yang saya jalankan dapat berkomunikasi. Permasalahan pertama, saya tidak dapat meng-assign > 128 MB kepada kedua host Windows XP saya dalam waktu bersamaan. Jika saya menjalankan satu VM masih bisa berjalan, tetapi jika saya menjalankan dua VM dan ada satu atau lebih VM yang di assign > 128 MB RAM, salah satu VM akan ter-pause secara otomatis dan muncul pesan di bawah ini.

image

Dapat saya pastikan bahwa memory yang tersisa masih banyak, yaitu sekitar 2GB lebih. Komputer saya memiliki RAM 5GB, dan saat virtualization tidak menjalankan program yang berat. Berikut spesifikasi saya:

Host:
Windows 7 Professional x64
5GB RAM

Guest:
Windows XP Professional x86
256MB RAM

Windows XP Professional x86
256MB RAM

Saat ini saya hanya dapat memberikan RAM sebesar 128MB kepada masing-masing VM, karena diatas tersebut VM akan memberikan peringatan seperti di atas. Ada yang mempunyai solusinya?

Kedua saya mencoba agar dua VM tersebut dapat berkomunikasi atau terhubung, dengan cara melakukan ping terhadap machine tersebut. Setelah berkutat lama, dan membaca manual berkali-kali tapi belum bisa juga. Akhirnya saya iseng, untuk mematikan firewall bawaan windows XP. Dan akhirnya dua VM saling terhubung.

image

Jadi jika Anda mempunyai masalah yang sama dengan saya, pastikan mematikan firewall bawaan Windows XP ini.

Iseng-iseng berhadiah

Beberapa waktu yang lalu saya berturut-turut memenangkan buku gratis dari dua sumber. Yang pertama dari Kick Andy yang kedua dari 101freetechbooks.

imageYang pertama dari kick andy, sebenarnya saya sudah sering mengikuti kuis kick andy di twitter, tapi belum beruntung. Tepat sewaktu episode tanggal 11 maret 2011, saya akhirnya memenangkan sebuah buku. The Power, itulah buku yang saya menangkan. Belum saya baca, hanya saya lihat review nya cukup bagus. Mungkin akan saya baca seminggu lagi. O iya bukunya saya terima, hari sabtu 2 April 2011. Jadi butuh waktu 3 minggu sejak dimenangkannya buku sampai terkirim ke rumah saya di Bogor. Catatan kecil, sewaktu saya menerima buku ternyata bungkusan diterima sobek, mungkin tukang pos mengambil inisiatif untuk mengecek paket saya apakah isinya benar-benar buku.

Yang kedua dari 101freetechbooks.com, saya pertama kali mengenal website ini dari iklan di Facebook. Biasanya sih saya mengaktifkan ads blocker di browser saya, disamping menghemat bandwidth terkadang iklan-iklan di internet banyak yang tidak bermutu. Tapi entah kenapa saya menonaktifkan addon tersebut di hari itu. Secara kebetulan saya melihat iklan buku gratis dari 101ftb, saya mengira ah hanya hoax ini. Jaman sekarang mana ada sih yg gratis, mungkin harus daftar referral yang membutuhkan credit card., dll. Tapi karena iseng, ya sudah daftar. Ternyata tidak ada referral, credit card, dan unsur penipuan lain. Iseng-iseng saya memasukan buku-buku yang menarik bagi saya ke wishlist, dan logout. Beberapa minggu dari itu saya menerima email bahwa saya memenangkan buku gratis, tetapi karena saya berada di Indonesia maka pihak 101ftb tidak mengirimkan buku asli ke rumah saya, hanya yang berada di wilayah US yang langsung mendapatkan buku. Tetapi akan diberikan amazon gift card seharga buku yang saya inginkan. Jadi saran saya, pilihlah buku yang paling mahal di 101ftb, walaupun bukan buku yang menarik bagi Anda.

Lanjut setelah mendapatkan gift card dari Amazon, saya pun memilih buku yang saya inginkan. Tetapi ternyata ada biaya pengiriman yang mau tidak mau harus berbagi dengan jatah gift card saya. Batal deh membeli buku Pemrograman Android idaman saya. Ya sudah akhirnya saya memutuskan untuk membeli novel tipis, untuk memperlengkap koleksi saya. Saya memesan novel di Amazon.co.uk pada tanggal 12 Maret 2011, dan sampai di rumah saya 25 Maret 2011. Butuh waktu 2 minggu untuk mengirim sebuah buku dari Amazon.co.uk (Inggris) sampai ke rumah saya di Bogor (Indonesia) dengan standard mail (via Royal Mail). Cukup cepat mengingat delivery estimation oleh Amazon paket akan diterima pada tanggal 4 April 2011.

Oke cukup untuk laporan buku gratis. Beralih ke project iseng saya minggu lalu.

Begini saya mendapatkan laptop “hibah” dari orang tua, jadi bukan laptop baru. Tidak powerful sekali sih, tapi ya lebih cepat ketimbang laptop Fujitsu saya yang sudah 3 tahun lebih menemani kuliah. Jadi permasalahannya ada di RAM-nya, ya laptop low-end ini hanya bersenjatakan 1GB DDR3 SODIMM, cukup menyedihkan mengingat bawaannya adalah Windows 7. Dan saya berencana melakukan simulasi dengan beberapa virtual machine. Tidak selang berapa lama, saya akhirnya membeli 4GB RAM SODIMM. Akhirnya laptop inipun mempunyai 5GB RAM. Karena saya tahu bahwa Windows 7 yang di install adalah windows 7 32 bit, maka menurut ilmu yang saya terima di mata kuliah Organisasi Komputer, maka laptop ini terbatas hanya bisa addressing hingga 4GB memory saja. Well, dikurangi dengan hardware reserved memory paling tidak saya dapat memberdaya gunakan 3.5GB memory sisanya. Tetapi apa yang saya dapatkan jauh dari ekspetasi semula.

Upgrade

Saya hanya dapat menggunakan 2.93GB memory saja!. Kembalikan uang saya! Hehe, tidak secepat itu. Saya akhirnya memutuskan untuk meng-upgrade ke 64 bit Windows 7. Kebetulan di IPB ada program MSDNAA, sehingga saya dapat mempergunakan Windows 7 x64 edisi professional secara gratis.

WEI

Diatas merupakan Windows Experience Index (WEI) sebelum saya upgrade ke 64 bit.

Sebelum saya melakukan upgrade ke 64 bit saya perlu mengumpulkan driver laptop saya yang khusus untuk 64 bit OS. Selain itu saya perlu mendownload antivirus favorit saya dalam versi 64 bit. Karena antivirus yang di desain 32 bit tidak compatible dengan sistem operasi 64 bit. Saya kurang tahu pasti kenapa, tapi saya perkirakan karena jika AV 32 bit hanya dapat melihat memory < 4GB maka jika ada virus yang masuk ke address yang tidak terjangkau AV, maka virus tersebut tidak terdeteksi. CMIIW.

Akhirnya saya berhasil upgrade ke 64 bit, dan ini yang telihat di properties komputer saya.

image

Lebih baik bukan? Sekarang 4.8 GB RAM yang terbaca dari 5 GB yang terinstall. 200 MB lainnya saya prediksi digunakan untuk hardware dan VGA shared memory.

image

WEI Base Score saya mengalami penurunan, dari 4.2 ke 4.0. Ini disebabkan karena Graphics komponen saya mengalami penurunan kinerja. Mungkin karena driver VGA Intel HD 64 bit belum begitu efisien dibandingkan dengan versi 32 bit. Saya harapkan Intel akan mengeluarkan driver terbaru secepatnya.

Dalam hal lain Processor dan Memory komponen saya mengalami penaikan kinerja, processor yang dulunya memiliki score 4.9 naik ke 5.4. Ini disebabkan karena di 64bit lebih banyak kalkulasi yang dilakukan dalam satu waktu, karena panjang nya word bertambah dua kali lipat.

Sedangkan memory dari 5.5 menjadi 6.8, ini disebabkan sebelumnya komputer hanya dapat menggunakan 2.9GB memory saja sedangkan sekarang 4.8GB. Sebuah kenaikan yang signifikan. Sisanya gaming graphics dan primary hard disk tidak mendapatkan keuntungan ataupun kerugian dari upgrade ini.